Slogan Jepang Saat Menjajah Indonesia

Slogan Jepang Saat Menjajah Indonesia

Portugis (1509-1595)

Portugis merupakan negara yang pertama kali menjajah Indonesia pada 1509-1595. Mulanya, Portugis memang sudah mempunyai jaringan perdagangan yang besar di Malaka.

Namun, Alfonso de Albuquerque mengirim ekspedisi yang dipimpin Antonio de Abreu untuk mencari daerah kaya rempah-rempah di Nusantara. Mereka pun menemukannya di Maluku.

Portugis kemudian meminta izin dan membangun kerja sama dengan kerajaan-kerajaan di Maluku, salah satunya Kerajaan Ternate.

Mereka pun diterima dan punya hubungan baik sampai akhirnya retak karena Portugis justru melanggar kesepakatan dan menerapkan sistem monopoli perdagangan yang tidak sehat.

Rakyat Maluku di bawah pimpinan Sultan Baabullah pun melakukan perlawanan dan berhasil menaklukkan Portugis pada 1584.

Para penjajah dari Belanda yang tiba-tiba datang ke Nusantara memanfaatkan situasi perlawanan ini dan turut mengalahkan Portugis, sehingga mereka angkat kaki dari Indonesia.

Kebutuhan tenaga kerja

Jepang sangat membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah besar untuk mendukung upaya perangnya. Indonesia dengan populasi yang besar, dilihat sebagai sumber tenaga kerja yang potensial, baik untuk proyek-proyek di Indonesia sendiri maupun untuk dikirim ke luar negeri.

Oleh karena itu selama menjajah Indonesia, Jepang menerapkan sistem kerja paksa atau yang dikenal romusa terhadap rakyat.

Belanda (1602-1942)

Negara yang pernah menjajah Indonesia selanjutnya adalah Belanda. Bahkan, penjajahan dilakukan selama 350 tahun dan menjadi penjajahan terlama di Indonesia.

Alasan utama penjajahan Belanda adalah untuk menguasai wilayah penghasil rempah-rempah. Belanda pun mengalahkan Portugis dan membangun bisnis di dalam negeri melalui perusahaan dagang mereka, Verenigde Oostindische Compagnie (VOC) pada 1602.

Belanda tidak hanya memanfaatkan Indonesia dengan menguasai sumber daya alam, namun juga sumber daya manusia untuk berperang. Salah satu kebijakan Belanda yang sangat membuat rakyat Indonesia menderita adalah cultuurstelsel atau sistem tanam paksa.

Kebijakan ini berisi aturan penguasaan tanah, pekerja, hingga hasil panen rakyat untuk Belanda. Tak heran, banyak bentuk perlawanan dari rakyat kepada para penjajah Belanda, namun kerap gagal.

Bahkan, dominasi Belanda di Indonesia bisa mengalahkan penjajah lain yang juga sempat datang ke Nusantara. Masa penjajahan Belanda baru berakhir setelah kalah dari Jepang dalam rangkaian Perang Dunia II. Jepang pun mengambil alih kekuasaan di Indonesia.

Negara yang pernah menjajah Indonesia lainnya, lanjut halaman dua...

Daftar Negara yang Pernah Menjajah Indonesia

Laskar Bambu Runcing bersiap menghadapi Belanda, negara terlama yang pernah menjajah Indonesia. (via REUTERS/ANRI/IPPHOS)

Berikut enam negara yang pernah menjajah Indonesia di masa lalu.

Alasan Jepang menjajah Indonesia

Berikut alasan utama mengapa Jepang menjajah Indonesia, seperti dihimpun dari berbagai sumber.

Indonesia kaya akan sumber daya alam yang sangat dibutuhkan Jepang untuk mendukung upaya perangnya. Minyak bumi, karet, dan bahan baku lainnya menjadi incaran utama.

Jepang, yang kekurangan sumber daya alam, melihat Indonesia sebagai "tambang emas" untuk memenuhi kebutuhan logistiknya. Tak hanya itu, Jepang juga berusaha memobilisasi penduduk Indonesia untuk membantu mereka dalam Perang Dunia II.

Orang-orang Hindia Belanda Dijadikan Buruh untuk Kepentingan Melawan Sekutu

Belum puas dengan mengeruk dan memasarkan industri mereka, Jepang pun akhirnya menjadikan Hindia Belanda sebagai tempat untuk mendapatkan tenaga buruh untuk melawan sekutu.

Dalam rangka memenangkan perang, Jepang juga melakukan eksploitasi tenaga buruh. Pada saat itu, Jepang menjalankan propaganda Gerakan 3A, yakni Nippon Pelindung Asia, Nippon Pemimpin Asia, dan Nippon Cahaya Asia. Propaganda ini bertujuan untuk menarik simpati rakyat Hindia Belanda untuk membantu Jepang sebagai sesama bangsa Asia.

Untuk meyakinkan rakyat pribumi, Jepang menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia. Namun, hal itu bisa tercapai jika Jepang mendapatkan dukungan berupa tenaga buruh dan prajurit dalam melawan sekutu.

Sebagai penunjang misi mereka, Jepang juga mendirikan organisasi Pembela Tanah Air (PETA) untuk menghimpun prajurit pribumi dengan memberikan pelatihan militer. Pembentukan PETA didasari dari oleh kondisi pasukan Jepang yang semakin berkurang selama Perang Pasifik.

Pada akhirnya semua misi Jepang di tanah berhasil diakhiri berkat perjuangan rakyat dan para pejuang. Setelah 3,5 tahun menjajah wilayah Hindia Belanda, Jepang harus menyerah kepada sekutu pada 14 Agustus 1945. Tiga hari kemudian atau pada 17 Agustus 1945, setelah melewati perjuangan panjang, akhirnya Indonesia merdeka dari penjajahan.

Indonesia pernah dijajah oleh enam negara sebelum memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Negara yang pernah menjajah Indonesia, yaitu Portugis, Spanyol, Belanda, Prancis, Inggris, dan Jepang.

Alasan penjajahan ini beragam. Mulanya, mereka ingin menguasai sumber daya alam Indonesia yang kaya akan rempah-rempah dan hasil bumi lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penguasaan sumber daya alam ini bukan semata-mata untuk mereka manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari saja, namun juga untuk dijual lagi ke bangsa lain. Dengan begitu, mereka bisa membangun bisnis yang menguntungkan.

Maka tak heran bila para negara yang pernah menjajah Indonesia biasanya mengincar daerah-daerah strategis di Tanah Air, seperti yang kaya dengan rempah sampai dekat pelabuhan.

Tak sedikit pula teori yang menyatakan penjajahan ini dilakukan untuk turut menyebarkan kepercayaan agama Katolik dan Kristen ke Nusantara.

KOMPAS.com – Selain Belanda, Jepang juga merupakan salah satu negara yang pernah menjajah Indonesia.

Jepang menjajah Indonesia selama 3,5 tahun atau tepatnya 3 tahun 8 bulan, terhitung sejak Januari 1942 hingga Agustus 1945.

Semasa kependudukan Jepang di Indonesia, jutaan rakyat pribumi telah hidup dalam ketersiksaan sekaligus mengalami kelaparan yang cukup hebat.

Mereka dipaksa bekerja dan tidak memiliki kebebasan apa pun. Salah satu kebijakan Jepang yang membuat rakyat Indonesia menderita adalah kerja paksa (romusha).

Baca juga: Mengapa Jepang Datang ke Indonesia Melalui Kalimantan?

Jepang pertama kali mendarat di Indonesia pada 11 Januari 1942, tepatnya di Tarakan, yang dulunya termasuk wilayah Kalimantan Timur.

Salah satu alasan kedatangan Jepang ke Indonesia adalah untuk mendapat cadangan logistik dan bahan industri perang, seperti minyak bumi dan alumunium karena saat itu Jepang masih terlibat dalam Perang Pasifik.

Kedatangan Jepang ke Tarakan telah berhasil memukul mundur pasukan Hindia Belanda yang juga datang ke sana untuk mengambil kekayaan sumber daya alamnya.

Setelah Tarakan, Jepang datang ke Pontianak pada 29 Januari 1942, Samarinda pada 3 Februari 1942, dan Banjarmasin pada 10 Februari 1942.

Kedatangan Jepang ke Indonesia awalnya mendapat sambutan baik dari rakyat Indonesia karena Jepang dianggap telah membebaskan Indonesia dari jeratan penjajah pemerintah Hindia Belanda.

Selain itu, Jepang juga menjanjikan kemerdekaan terhadap Indonesia serta berusaha meyakinkan rakyat pribumi bahwa mereka akan mengusir penjajah Belanda dari Tanah Air.

Di awal kedatangannya, Jepang memutarkan lagu kebangsaan Indonesia, yaitu Indonesia Raya setiap hari lewat radio.

Tidak hanya itu, Jepang juga mengibarkan bendera Merah Putih di samping bendera Jepang.

Jepang berusaha sebaik mungkin menunjukkan citra seolah-olah memihak rakyat pribumi.

Namun ternyata, tindakan tersebut hanya taktik Jepang untuk bisa mendapat simpati dari rakyat pribumi sehingga mereka bersedia membantu pihak Jepang.

Pada akhirnya, Jepang juga menjajah rakyat Indonesia dengan menerapkan beberapa kebijakan yang sangat menyengsarakan.

Baca juga: Apa Itu Romusha?

Penindasan Jepang terhadap rakyat Indonesia

Jepang datang dengan membawa propaganda Gerakan Tiga A, yaitu Jepang Cahaya, Pemimpin, dan Pelindung Asia.

Selain itu, Jepang juga mengaku sebagai saudara tua dari Indonesia. Maksudnya, Jepang menganggap dirinya sebagai kakak atau pemimpin Asia dan setiap bangsa yang dijajah harus hormat terhadap mereka.

Hal ini dilakukan pihak Jepang dengan tujuan untuk mendapatkan simpati dari rakyat pribumi.

Namun pada praktiknya, Jepang justru mengambil kebutuhan rakyat pibumi, seperti makanan, obat-obatan, dan pakaian.

Tindakan ini tentu membuat rakyat pribumi sangat menderita dan hak mereka seakan telah dirampas begitu saja.

Lebih lanjut, kebijakan Jepang lainnya yang juga tidak kalah menyengsarakan adalah kebijakan kerja paksa atau romusha.

Tentara Jepang saat mendarat di Pulau Kalimantan.

Lewat kebijakan romusha, tentara Jepang memaksa rakyat pribumi, terutama petani untuk mengerjakan segala sesuatu yang mereka butuhkan.

Mulai dari terjun di medan pertempuran, membangun benteng, penjara, dan masih banyak lainnya.

Setiap hari, para pekerja paksa harus mengerjakan tugas-tugas berat yang bahkan jauh dari kata manusiawi.

Baca juga: Mengapa Jepang Menyerah Tanpa Syarat kepada Sekutu?

Lokasi Indonesia strategis

Secara geografis, Indonesia memiliki lokasi yang strategis. Dengan menguasai Indonesia, ini berarti Jepang dapat mengendalikan jalur pelayaran penting antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.

Lokasi yang strategis ini memberikan keuntungan besar bagi militer Jepang secara signifikan dalam menghadapi pasukan sekutu.

Propaganda anti-barat

Jepang memanfaatkan sentimen anti-kolonial yang sudah ada di Indonesia. Mereka mempromosikan diri sebagai "saudara" yang datang untuk membebaskan Indonesia dari penjajahan Belanda

Akan tetapi, pada kenyataannya Jepang hanya menggantikan posisi Belanda sebagai penjajah di Indonesia. Pada 1944, Jepang mulai kewalahan menghadapi sekutu di Hindia Belanda. Kondisi mereka kian terdesak setelah muncul pemberontakan dari penduduk lokal Indonesia.

Jepang pun makin tak berdaya setelah Amerika Serikat menjatuhkan bom di Hiroshima pada 6 Agustus dan Nagasaki pada 9 Agustus, hingga mereka akhirnya menyerah ke Sekutu.

Demikianlah alasan mengenai mengapa Jepang menjajah Indonesia. Penjajahan Jepang atas Indonesia memang didorong oleh kombinasi faktor ekonomi, strategis, dan ideologis.

Meskipun relatif singkat dibandingkan dengan penjajahan Belanda, periode ini memiliki dampak yang signifikan pada sejarah Indonesia, termasuk mempercepat proses menuju kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945.

KOMPAS.COM - Sebelum Restorasi Meiji, Jepang adalah negara miskin yang terus-menerus menyerap budaya China pada abad ke-18.

Jepang kemudian mengadopsi budaya China dan semua yang memiliki pengaruh besar terhadap peradaban mereka sejak abad ke-5.

Kemudian, sepanjang abad ke-19, Jepang berusaha memulihkan diri dengan meniru praktik-praktik Barat hampir di semua bidang, termasuk pemerintahan, ekonomi, sekolah, dan militer.

Jepang memulai pengambilalihan Asia Tenggara pada Desember 1941 setelah negosiasi untuk mengamankan pasokan bahan bakar pesawat gagal pada Juni 1941.

Pada saat yang sama, sebuah kelompok di Sumatera mendapat bantuan dari Jepang dalam pemberontakan melawan Belanda.

Perlahan tapi pasti, Jepang kemudian berhasil merebut daerah-daerah lain di Indonesia hingga akhirnya membuat Belanda menyerah tanpa syarat pada 8 Maret 1942.

Indonesia pun jatuh ke dalam pendudukan Jepang yang berlangsung selama sekitar 3,5 tahun hingga 17 Agustus 1945.

Lantas, apa latar belakang dan tujuan Jepang menduduki Indonesia?

Baca juga: Mengapa Belanda Datang Terlambat ke Indonesia?